Jumat, 08 Oktober 2010

Mengais Asa Dari Team Kasta kedua



Dalam beberapa hari kedepan team saya diproyeksikan akan mengikuti sebuah turnamen futsal,bagi saya pribadi tidak ada persiapan yang spesial untuk menghadapi turnamen ini.. saya masih tetap bermalas-malasan di rumah,makan dengan pola yang seenaknya,dan tidak melakukan genjot fisik yang berarti..ya,bagi saya kejuaraan ini tidak berarti kawan..
Padahal dulu ekspektasi saya sangatlah besar terhadap setiap kejuaraan apapun yang akan saya lakoni,entah kenapa untuk turnamen futsal yang satu ini saya aga ogahh untuk membahasanya,tapi ya sudah lah kawan,saya sudah tanggung menulis..

Sejujurnya ini adalah turnamen futsal pertama saya bersama team futsal saya yang sekarang,,karena di turnamen sebelumnya saya tidak bisa bergabung bersama team karena terbentur regulasi kejuaraan. saat itu team saya melangkah gagah hingga ke semifinal,namun saya hanya bisa menyaksikannya dari pinggir lapangan..

Kali ini kesempatan itu datang,saya bisa memperkuat team dalam turnamen kali ini,namun aga berbeda,ya,nama saya tercantum di team B..Melihat dari materi pemain,tidak berlebihan jika saya mengatakan ini adalah team kasta kedua kawan,.kami tidak lebih dari team pengiring squad utama dalam turnamen ini..

Bukannya saya pesimis,tapi saya kira tujuan utama kami semua dalam turnamen ini adalah gelar juara guna mengharumkan nama team kami,itu tidak bisa dipungkiri,dan saya tidak munafik,saya ingin mengangkat trophy juara untuk yang ke 5 kalinya dalam sejarah saya mengikuti turnamen futsal. Seharusnya squad dibagi dengan rata bila tujuan utamanya adalah sebuah gelar juara..Tapi saya rasa jika ini sudah merupakan sebuah keputusan bersama,mau dikatakan apa lagi,saya tidak bisa berbuat apa2 karena saya tidak lebih dari seorang anak bawang dalam team ini..

Tapi dibalik semua itu saya menyadari akan semua keterbatasan saya,fisik saya sudah tidak sebagus dulu,bentuk tubuh saya tidak sekecil dulu,kemampuan olah bola saya menurun,pergerakan saya tidak sebaik dulu,penempatan posisi saya tidak sepintar dulu,dan yang terpenting adalah,naluri mencetak gol saya tidak setajam dulu..Mungkin dari berbagai pertimbangan itulah yang membuat saya harus turun kasta ke team kedua.

Pada akhirnya pun saya harus menerima semua ini dengan pikiran yang jernih dan positif tentunya..Dan sekarang yang bisa saya lakukan adalah mencoba bermain sebaik mungkin,mencetak gol sebisa mungkin,dan menunjukan bahwa saya masih layak untuk dipertimbangkan..

Saya tidak peduli apakah saya bermain sebagai starting five atau berangkat dari bangku cadangan,.

Saya tidak peduli apakah nanti ternyata saya hanya menghangatkan bangku cadangan saja,.

Saya tidak peduli siapa lawan yang akan saya hadapi nanti,.
Dan saya tidak peduli siapa tandem saya di garis depan nanti,.

Karena pada saat ini yang ada dalam pikiran saya hanya satu kata 'MENANG'


3 komentar:

  1. melihat dari kejuaran sebelumnya, anda lebih banyak berada dipinggir lapangan, lebih tepatnya lagi sebagai pelatih.
    dan anda berhasil membawa tim ini sampai dengan semi final, knp anda tidak mengulangnya lagi bahkan melebihinya (sebagai pelatih tentunya)??

    BalasHapus
  2. ah sia deui tet,.
    aink ge hayang maen gombrang!!

    BalasHapus